Sabtu, 14 Agustus 2010
Kamu yang saya suka
untuk membuat kue tradisonal martabak telor semut adalah cari semut di bawah kaki mu sebanyak kamu bisa .............
Minggu, 25 April 2010
Guru Ku Republik Ku
Guru Umar Bakrie, adalah salah satu nama yang paling populer di seluruh nama guru di Republik ini, Oemar Bakrie terkesan guru yang miskin namun berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya, profesinya sebagai guru SD, yang serba kekurangan menjadi cibiran bagi setiap orang untuk tidak ingin seperti jejak Oemar Bakrie. Menjadi sorang Guru yang kere.
tapi itu hanyalah kesan yang di bawa oleh sosok yang bernama Oemar Bakrie, berbeda sebaliknya dengan saat ini. Profesi seorang Guru menjadi idaman bagi setiap orang yang telah selesai di kursi kuliahnya. Menggendong Ijazah sebagai seorang Pendidik, tidak penting lagi sipa itu Oemar Bakrie.
Bahkan untuk mencapai tingkatan guru saat ini, koneksi dan uang adalah satu peluang untuk bisa seperti Oemar bakrie. tapi mereka bukan Oemar Bakrie yang dulu memperjuangkan dan peduli terhadap pendidikan, melainkan saat ini berusaha memperjuangkan kehidupan dirinya untuk bisa memperoleh kemapaan hidup.
Memang mudah untuk menjadi sorang Guru saat ini, tapi sulit untuk seperti sosok Oemar Bakrie dalam cerita perjuangan sorang guru.
tapi itu hanyalah kesan yang di bawa oleh sosok yang bernama Oemar Bakrie, berbeda sebaliknya dengan saat ini. Profesi seorang Guru menjadi idaman bagi setiap orang yang telah selesai di kursi kuliahnya. Menggendong Ijazah sebagai seorang Pendidik, tidak penting lagi sipa itu Oemar Bakrie.
Bahkan untuk mencapai tingkatan guru saat ini, koneksi dan uang adalah satu peluang untuk bisa seperti Oemar bakrie. tapi mereka bukan Oemar Bakrie yang dulu memperjuangkan dan peduli terhadap pendidikan, melainkan saat ini berusaha memperjuangkan kehidupan dirinya untuk bisa memperoleh kemapaan hidup.
Memang mudah untuk menjadi sorang Guru saat ini, tapi sulit untuk seperti sosok Oemar Bakrie dalam cerita perjuangan sorang guru.
Mencari Rakyat Ku yang Hilang

Diantara jendela tua yang sudah rapuh
ku intip ruangan yang pengap penuh debu
galap, lalu ku beri cahaya lentera lalu sinarnya menyeruak
kesetiap sudut kamar yang sudah tak bernyawa
terpajang foto-foto lama yang sudah usang dan tua
tapi dia masih menampakan kegagahanya
ku buka laci yang telah hancur dimakan usia
terdapat lembaran-lembaran bertulisan indah dimasa lalu
masih tertata rapi dan apik
aku membacanya di cahaya yang remang.
dari mulai surat dan cerita harian,
dari cerita cinta dan perjuangan,
aku baca dengan teliti setiap goresan
hingga akhir di sebuah lembaran
dalam buku itu dituliskan
" Kemanakah Rakyat Ku yang dulu Berjuang "
" Kemanakah Rakyat Ku yang dulu Cinta pimpinan "
" Kemanakah Rakyat ku yang dulu Cinta kedamaianan "
" Kemanakah Rakyat ku yang dulu menjungjung tinggi moral "
" Kemanakah Rakyat ku yang dulu menjungjung tinggi perbedaan "
Langganan:
Komentar (Atom)
